Mungkin inilah keputusan terakhirku untuk menghadapi hidupku nanti. Sedikitnya aku begitu menyesal,, dan entah bagaimana jika suatu saat aku menyesalinya. Tapi,, melihat dirinya yang begitu berubah,, kurasa aku tak terlalu menyesalinya. Dirinya yang dulu masih membayangiku hingga membuatku menangis. Namun,, meski kupanggil berkali-kali,, tidak akan kutemui lagi..
Rasanya begitu kecewa. Terlalu kecewa. Terlalu menyakitkan. Begitu inginnya aku kembali ke masa lalu, tapi takkan lagi pernah kudapatkan dirinya yang dulu,, begitu kucintai dan kusayangi..
Begitu rindunya aku dengan masa lalu. Aku masih ingat betul,, saat pertama kali aku mengenalnya. Sama sekali tak sanggup dirinya kugapai,, meski hanya bicara satu patah kata sekalipun. Saat ia meminjamkan catatan padaku,, saat ia memuji gambarku,, segalanya. Tanpa ada satupun yang terlupa..
Kini,, ke mana kutemukan sosoknya yang itu..? Yang takkan pernah mengecewakanku. Yang selalu ada di sampingku. Dan yang begitu mencintaiku dengan begitu tulusnya. Entah kenapa,, tak ada lagi yang bisa kukenang lebih dari ini,, selain masa lalu yang begitu menyenangkan bersamanya. Bisa berdiri di sampingnya saja aku sudah begitu senang. Apalagi saat ia menuntunku ke cahaya,, yang memberi kenyataan sebenarnya..
Tapi,, aku takkan bisa lagi berada di cahaya yang sama. Kini,, cahayanya berada dalam bayangan. Meninggalkan aku yang ketakutan berdiri sendiri di tengah cahaya. Mati-matian aku berusaha kembali hingga tersesat berkali-kali. Akhirnya aku bisa kembali lagi,, dalam kegelapan. Tempat di mana aku bernaung sebelum dirinya membawaku..
Namun,, kini aku kembali melihatnya dari jauh dengan begitu sedih..
Aku sedih bukan karena dia bukan di sampingku lagi. Itu semua karena dirinya yang dulu telah hilang dariku. Semua hanya tersisa kenangan manis dan pahit yang entah kapan semua tersimpan dalam memori lubuk hati. Dan hanya tersisa dirinya yang dulu dalam bayangan. Sambil berusaha tersenyum manis menatapnya. Hanya melihatnya dari jauh sambil mengawasinya jika terjadi sesuatu padanya. Saat bertemu mata,, aku memeluk bayangannya dengan begitu sayang. Hingga tanpa sadar aku menangis dalam pelukannya. Lalu ia mengangkat wajahku dan menghapus air mataku. Sungguh,, itu adalah sesuatu yang kini seakan begitu nyata..
Walau aku belum yakin dengan keputusan terakhir ini,, setidaknya aku ingin bisa menjalaninya dulu pelan-pelan. Secinta apapun dia padaku,, selama ini kuyakin dia tidak akan pernah mengkhianati kepercayaanku padanya.Tapi ternyata semuanya telah berbalik. Entah bagaimana nanti aku berjalan sendirian bersama waktu yang menuntutku untuk bisa jadi lebih dewasa...
Meninggalkan perasaan ini,, aku yakin seumur hidup pun takkan sanggup kulakukan. Sambil berlinang air mata menahan sakit dan kesepian..
Aku mulai berjalan..
Pada diriku sendiri..
:')
Walau aku belum yakin dengan keputusan terakhir ini,, setidaknya aku ingin bisa menjalaninya dulu pelan-pelan. Secinta apapun dia padaku,, selama ini kuyakin dia tidak akan pernah mengkhianati kepercayaanku padanya.Tapi ternyata semuanya telah berbalik. Entah bagaimana nanti aku berjalan sendirian bersama waktu yang menuntutku untuk bisa jadi lebih dewasa...
Meninggalkan perasaan ini,, aku yakin seumur hidup pun takkan sanggup kulakukan. Sambil berlinang air mata menahan sakit dan kesepian..
Aku mulai berjalan..
Pada diriku sendiri..
:')
Bahasanya bagus diana :)
BalasHapus